Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

DZIKIR GAYA MUHAMMADIYAH DAN TASAWUF

  DZIKIR GAYA MUHAMMADIYAH DAN GAYA SUFI   Oleh Noor Chozin Agham   Kata dzikir dzikir  yang terdapat dalam Sunnah Rasulullah Saw.Rasulullah Saw Rasulullah Saw., jumlahnya ratusan bahkan mungkin ribuan jika dihitung tanpa mempertimbangkan derajat Hadits Haditsnya. Sedangkan yang terdapat dalam al-Qur al-Qur’an, (kata dzikir dzikir  berikut kata jadiannya; atau yang kata dasarnya dzakara dzakara), kurang lebih sebanyak 101 ayat.  Dari 101 ayat ini yang klop dan cocok dimaknakan menyebut ada 2 ayat, yang dapat dan sesuai dengan arti memikirkan  ada 10 ayat, yang disamakan dan diartikan dengan peringatan  ada 10 ayat, yang dapat disamakan artinya dengan ingat , ada 22 ayat dan yang paling banyak berupa noun (kata benda yaitu dzikru dzikru ) bisa diidentikkan dengan pemikiran  yaitu ada 57 ayat. Info singkat kandungan ayat-ayat al-Qur al-Qur’an yang terkait dengan kata dzikir dzikir tersebut di atas, sudah dapat memberi gambaran umum, bahwa kon...

MUHAMMADIYAH SEBAGAI PELAKU TAQLID?

  YANG TAQLID DAN MUQALLID ITU MUHAMMADIYAH, BUKAN NU!   Oleh Noor Chozin Agham   Judul tulisan ini (di atas), yaitu kalimat "kenangan yang tak terlupakan", terlontar dari (dan saat penulis ngobrol santai dengan) almarhum K.H. Slamet Effendi Yusuf pada awal tahun 1990-an,  tepatnya ketika almarhum masih aktif sebagai Wartawan Harian Umum PELITA. Ketemu dan ngobrol di kantor Redaksi jalan S. Parman kala itu. Sahabat, kenapa Anda memilih IMM, bukan pilih masuk PMII saja? , tanyanya mengawali dan membuat obrolan panjang, dan sempat memanas ketika almahum mengatakan NU lebih demokratis ketimbang Muhammadiyah, dan NU lebih ittiba'iy daripada Muhammadiyah, dan bahkan Muhammadiyah lebih muqallid,  lebih bertaqlid daripada Nahdhatul Ulaman (NU). Alasan pokok kenapa almarhum mengatakan demikian (Muhammadiyah lebih bertaqlid) didasari oleh pemahamannya terhadap sejarah kelahiran Muhammadiyah. Seperti juga semua pihak ketahui, bahwa Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad...

PERAN CINA DALAM SEJARAH DAKWAH ISLAM DI INDONESIA

    PERANAN CINA DALAM AWAL PENYEBARAN ISLAM DI NUSANTARA   A.  Pendahuluan Mungkin, ada klaim mustatir  yang terterka dari dan dalam kepala tulisan ( Peranan Cina dalam Awal Penyebaran Islam di Nusantara ) ini, yaitu sudah harga mati, bahwa Cina telah berperan dalam penyebaran agama Islam di Nusantara, dan karena itu keberadaan (warga) Cina tidaklah perlu dipermasalahkan. Klaim tersembunyi ini, mengemuka karena memang permasalahan Cina – secara politik – telah mendepan sejak suasana kehidupan kebhinnekaan dalam negeri terkena polusi verbal yang mengepul dari dwiwarna ideologis nusantara yang saling menabok, yaitu ideologi Komunis Nusantara  dan ideologi Khilafah Nusantara  (juga). Komunis Nusantara dilogokan dengan palu arit  berwarna merah marun; berarti pemberani (mati, katanya), sedangkan khilafah Nusantara dilambangkan dengan  liwa  atau apa yang mereka sebut dengan bendera tauhid yang berwarna putih ngeplak ; berarti suci dan pem...