MUHAMMADIYAH SEBAGAI PELAKU TAQLID?
YANG TAQLID DAN MUQALLID ITU MUHAMMADIYAH, BUKAN NU! Oleh Noor Chozin Agham Judul tulisan ini (di atas), yaitu kalimat "kenangan yang tak terlupakan", terlontar dari (dan saat penulis ngobrol santai dengan) almarhum K.H. Slamet Effendi Yusuf pada awal tahun 1990-an, tepatnya ketika almarhum masih aktif sebagai Wartawan Harian Umum PELITA. Ketemu dan ngobrol di kantor Redaksi jalan S. Parman kala itu. Sahabat, kenapa Anda memilih IMM, bukan pilih masuk PMII saja? , tanyanya mengawali dan membuat obrolan panjang, dan sempat memanas ketika almahum mengatakan NU lebih demokratis ketimbang Muhammadiyah, dan NU lebih ittiba'iy daripada Muhammadiyah, dan bahkan Muhammadiyah lebih muqallid, lebih bertaqlid daripada Nahdhatul Ulaman (NU). Alasan pokok kenapa almarhum mengatakan demikian (Muhammadiyah lebih bertaqlid) didasari oleh pemahamannya terhadap sejarah kelahiran Muhammadiyah. Seperti juga semua pihak ketahui, bahwa Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad...